Da'wah Ilallah

Rabu, 25 Mei 2011

Mudzakarah Jama’ah Maharasta (India)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim...

Innalhamda lillah

Nahmaduhu wa nusholli wa nusallim ‘ala rosulihil karim. Amma ba’du.

Ini adalah mudzakarah maqomi yang disampaikan masyaikh dalam bayan hidayahnya kepada Jama’ah Maharasta yang akan bergerak di Indonesia. Wallahua’lam.

Dalam mudzakarah ini, lebih ditekankan dalam kerja 2 ½ jam. Inti dari kerja 2 ½ jam adalah pengorbanan waktu kita sehari-hari selama 10% saja, tidak sampai 50% (setengah). Ini adalah tahap awal.

Ada 4 hal pedoman yang harus dipegang teguh untuk kesuksesan dan keberhasilan kerja ini, yaitu :

1. Menetapkan waktu kerja;

2. Menyempurnakan waktu kerja;

3. Istiqomah dalam kerja;

4. Mengikuti arahan.

1. Menetapkan Waktu Kerja

Dakwah adalah kewajiban individu setiap ummat Islam. Ibadah fardhu saja sudah ALLAH tetapkan waktu-waktunya. Sholat Fardhu 5 waktu, waktunya sudah ditetapkan Shubuh, Dzuhur, ‘Ashar, Maghrib, dan ‘Isya. Puasa wajib sudah ditetapkan waktunya pada bulan Ramadhan. Zakat fitrah, waktunya sebelum matahari 1 syawal terbit. Haji waktunya bulan Dzulhijjah. Maka untuk dakwah, kita harus benar2 menetapkan waktunya dengan benar.

                Misalnya saya, menetapkan waktu 2 ½ jam adalah pukul 04.30 WIB setiap hari. Maka setiap pukul 04.30 WIB saya harus sudah berada di Masjid. Menyelesaikan amalan infirodhi sebelum sholat shubuh. Ba’da sholat shubuh, ta’lim harian masjid. Ba’da ta’lim, dzikir pagi petang dan tilawah Al-Qur’an serta amalan infirodhi lainnya sampai Isyroq. Ba’da Isyroq, barulah memulai silaturrahmi, maksimal 2 rumah. Setiap rumah hanya 10 menit saja, sehingga ketika pukul 07.00 WIB, saya kembali ke masjid, berdo’a mohon hidayah, lalu kembali kerumah masing-masing.

                Kaghuzari salah seorang dari jama’ah Maharasta, dia dahulunya adalah karyawan bagian finishing disebuah pabrik sepeda motor. Ketika ditasykil Masyaikh untuk 4 bln, ia katakan tidak sanggup, 40 hari, belum sanggup juga, 3 hari pun adaptari. Akhirnya Masyaikh tasykil agar dia buat 2 ½ jam setiap hari dengan menetapkan waktunya dan tidak merubah-rubah waktunya tersebut. Akhirnya ia menyanggupi.

                Hari pertama, kedua, ketiga tidak ada masalah. Namun, hari-hari selanjutnya ia kena tegur atasannya, “kamu sering terlambat membuat perusahaan kita mengalami kerugian”. Namun, ia katakan bahwa ia ada kerja yang lebih penting setiap pagi sampai jam 08.00, yaitu silaturahmi. Maka atasannya katakan, “Kalau begitu silahkan pilih. Silaturrahmi atau tetap kerja dengan disiplin”. Maka ia musyawarah dengan isterinya, dan isterinya menyerahkan sepenuhnya keputusan itu padanya. Maka ia memutuskan, lebih baik saya tetap melaksanakan Silaturrahmi ini. Maka ia dikeluarkan dari perusahaannya.

                Beberapa hari ia keluar dari perusahaan tersebut, maka datanglah seorang pengusaha luar negeri kepada perusahaan tempat ia bekerja. Pengusaha itu memesan orderan yang cukup banyak, namun para karyawan perusahaan itu mengatakan bahwa tidak mungkin orderan tersebut akan selesai karena bagian finishingnya telah keluar. Maka pengusaha tersebut katakan, “kalau begitu, beritahu saya dimana alamat bagian finishing tersebut”. Setelah ia bertemu dengannya, pengusaha itu lalu mengajak kerjasama, “saya akan berikan fasilitas kepada saudara, asalkan saudara dapat menyelesaikan orderan ini dalam waktu sekian bulan. Tentang silaturrahmi, berdakwah dan sebagainya, itu terserah saudara, karena sekarang saudara sendiri yang mengatur semuanya”. Hingga smpai sekarang, ia telah membawahi begitu bnyak karyawannya, tanpa ia mengganti-ganti waktu 2 ½ jamnya. Subhanallah...!

2. Menyempurnakan Waktu Kerja

Allah SWT inginkan amalan yang sempurna. Sholat shubuh sempurna 2 rakaat, dzuhur sempurna 4 rakaat, dst. Maka kerja dakwah pun kita harus berusaha sempurna. 2 ½ Jam adalah 150 menit. Nah setelah kita tetapkan waktu 2 ½ jam kita dan selama waktu tersebut, TIDAK DIBENARKAN KITA MENGURANGI WAKTU KERJA. Selama kerja 2 ½ jam, jangan sampai kita pulang kerumah, atau bertemu dengan anak isteri, karena hakikatnya adalah kita meninggalkan dunia terkhusus untuk kpentingan akhirat, sehingga sangat dilarang keras membawa Handphone ketika melaksanakan 2 ½ jam. Sesungguhnya ini adalah pengorbanan kita sehari-hari. Allah SWT hanya minta 10% waktu kita full untuk-NYA. Hanya 10%.

Karghuzari juga seorang jama’ah Maharasta tersebut. Dahulu, ia kerja dakwah hanya sambilan. 2 ½ jam pun belum sempurna. Sehingga, ketika ditasykil membuat 2 ½ jam dengan sempurna, ia pun mulai belajar sempurna dalam 2 ½. Hari pertama, kedua, berjalan lancar Alhamdulillah. Hari ketiga, ia buat 2 ½ jam, ia merasa seperti ada yang lain. Ingin sekali ia pulang menjenguk anak isterinya. Namun ditahannya karena ALLAH. Selesai 2 ½ jam ia bergegas pulang. Ia ketuk pintu rumahnya dengan ucapan salam, maka sang isteri membuka pintu dengan wajah sembab seperti habis menangis. Tanpa ditanya ia pun bercerita “tidak lama setelah abi berangkat 2 ½ jam tadi, tiba2 anak kita tubuhnya kejang-kejang. Wajahnya membiru dan tak lama kemudian keluar cairan dari mulutnya seperti berbusa. Saya terkejut, takut, cemas, khawatir, bingung. Saya tidak tau harus berbuat apa. Ingin saya berlari memanggil abi, namun saya ingat bahwa abi akan 2 ½ jam yang abi katakan bahwa selama 2 ½ jam, apapun yang terjadi dirumah, jangan pernah hubungi saya. Karena itu adalah waktu khusus untuk ALLAH. Hubungilah ALLAH. Saya pun menangis, tidak tau harus berbuat apa. Namun, segera saya berwudhu. Langsung sholat hajat 2 rakaat. Saya sholat sambil menangis memohon bantuan ALLAH swt. Saya mohon pertolongan ALLAH swt. Saya bersujud lama sambil menangis memohon belas kasih untuk anak kita. Selesai sholat, saya lihat anak kita semakin terlihat parah. Semakin saya panik namun tetap berusaha menangis pada-NYA, memohon belas kasih-NYA untuk anak kita. Saya terus bersujud dan berdo’a sambil berlinangan air mata, Ya ALLAH tolonglah anak saya, tolonglah anak saya ya ALLAH, karena suami saya sedang menolong agamaMU. Lama saya terus bersujud, menangis sambil berdo’a sampai saya dikejutkan oleh ketukan pintu darimu. Saya terkejut, saya lihat anak kita sudah tidak ada dipembaringannya. Saya semakin kalut, wahai abi. Namun lihatlah sekarang, anak kita sudah berlari-lari ceria seolah tidak pernah terjadi apa-apa padanya. Allah telah menolongnya dengan kuasa-NYA. ALLAHUAKBAR..!!

3. Istiqomah Dalam Kerja

                Adalah hal terpenting untuk selalu melaksanakan kerja ini dengan berketerusan, tanpa mengenal lelah, dengan keyakinan, apabila kita tolong agama ALLAH, maka ALLAH pasti akan menolong kita. Kalau sudah ALLAH swt yang menolong kita, masalah apapun pasti akan diselesaikan-NYA.

4. Mengikuti Arahan

                Setiap ibadah ada aturan dan tertibnya (Ushul-ushulnya). Dakwah adalah ibadah yang sempurna, maka harus mengikuti tertib dan adab-adabnya, diantaranya :

a. Pembicaraan dalam silaturrahmi, 4 perkara yang wajib disampaikan :

                1. Sampaikan pentingnya Iman, pentingnya Laailahaillallah Muhammadarrasulullah;

                2. Sampaikan pentingnya sholat berjama’ah dimasjid;

                3. Sampaikan pentingnya ilmu dengan membentuk majelis ilmu (terutama fadhail);

                4. Sampaikan pentingnya dzikir, tilawat Qur’an, do’a sehari-hari.

       Lalu sampaikan, bahwa untuk mendapatkan ini semua, perlu belajar. InsyaALLAH, nanti akan ada pertemuan seluruh ummat Islam di ......... (kawasan kita). Dari masjid kita akan berangkat satu rombongan belajar mendapatkan 4 perkara tersebut selama 4 bulan. Bapak ikut tidak? Ia mungkin akan katakan, “wah, nanti dulu mas, saya masih sibuk”. Tasykil kembali, “Kalau tidak, yang lebih ringan pak, 40 hari saja pak. Sebentar saja. Ia mungkin katakan, insyaALLAH niat. Tasyki lagi, “begini pak, nanti minggu ketiga (atau minggu keberapa nishab mahala kita) akan kita bentuk rombongan untuk belajar mendapatkan 4 perkara tadi pak, hanya selama 3 hari saja pak. Gimana pak, masih ada waktu 10 hari lagi? Siap ga pak? InsyaALLAH..... Maka dengan sering-seringnya kita berbicara tasykil begini, yang terlebih dahulu diberangkatkan ALLAH swt adalah kita yang sering-sering mendakwahkan perkara tersebut.

b. Senjata kecil yang dibawa ketika 2 ½ jam :

                1. Siwak

                2. Buku notes

                3. Pena (mencatat nama yang dikunjungi)

                4. Tasbih

     Senjata besar yang perlu kita persiapkan untuk membawa jamaah keluar (3 hari) :

                1. Buku ta’lim 3 set (Fadhilah ‘Amal, Fadhilah Sedekah, Muntakhob ahadits, Hayatush-shahabah)

                2. Alat khidmat

c. Perkara yang tidak dibenarkan ketika 2 ½ jam :

                1. Membawa Handphone;

                2. Tidur;

                3. Berbicara perkara dunia;

                4. (yang keempat Allah lupakan.... Astaghfirullah.. kalau ada yang mohon di tambah).

Nah, inilah amalan 2 ½ jam setiap hari. Apabila masjid kita sudah 5 amal, maka kita bantu buat kerja seperti ini dengan masjid tetangga kita. Caranya, buat jaulah 2 di masjid tetangga kita, dengan kerja silaturrahmi seperti di atas (Jaulah Khususi).

1. Tetapkan waktu jaulah 2 jam berapa, misalnya ba’da Maghrib;

2. Setengah jam sebelum maghrib, maka kita dengan rombongan dari masjid kita harus sudah sampai di masjid tetangga untuk meng-usuli (memberitahu) teman-teman di masjid tetangga kita tersebut, terutama yang karkun. Sampaikan bahwa ba’da maghrib ada jaulah.

3. Ba’da maghrib, kumpulkan karqun tempatan, beri fadhilah silaturrahmi dan sampaikan apa saja pembicaraan dalam silaturrahmi tersebut.

4. Bentuk pasangan. Misalnya yang hadir ada 4 orang, maka bentuk saja 2 jama’ah (masing-masing 2 orang), dengan teknis, 1 orang  lama dengan 1 orang baru.

5. Sampaikan pada orang baru tersebut, bahwa ketika silaturrahmi ini, dalam satu jama’ah/rombongan kita akan mendatangi 2 rumah. Rumah pertama orang lama yang berbicara, dan rumah kedua orang baru yang berbicara. Sehingga orang baru tersebut harus menyimak pembicaraan orang lama dalam rumah pertama tersebut.

Hal ini dibuat seterusnya, hingga terbentuklah rombongan 3 hari dari masjid tempat kita jaulah tersebut. Hingga bila masjid tempat kita jaulah 2 tersebut sudah mandiri, maka dapat kita lepas dan kita mencari masjid baru untuk menghidupkan usaha 2 ½ jam.

Demikian saja yang dapat saya ingat. Karena berhubung saya tidak duduk langsung bermudzakarah dengan jama’ah Maharasta tersebut, dan lagipula saya di maqomi belum buat hal tersebut seluruhnya. Namun, saya selalu berniat untuk membuat 2 ½ jam ini dengan sempurna. Karena ini adalah usaha dan kerja SAYA.

Subhanallahu wa bihamdihi

Subhanakallahumma wa bihamdika

Asyhaduanlaailahailla anta

Astaghfiruka wa atubu ilaika.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kamis, 28 April 2011

La Roihata Ba’dal Yaum

oleh Karkun Jamaah Tabligh Bentuk Jamaah Gerak 4 Bulan

 

pada 29 April 2011 jam 9:34

Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Sejak ayat Ya ayyuhal Mudatsir turun, beliau SAW langsung melipat bister tempat tidur dan katakan kepada istrinya: La Roihata ba’dal Yaum (Sejak hari ini tak ada lagi istirahat)

Pada ayat ini Allah SWT, menerangkan peristiwa turunnya surah ini. Perincian peristiwa itu diterangkan Rasulullah SAW sebagai berikut; Setelah sebulan lamanya aku berada di gua Hira' (untuk ber tahannus mencari kebenaran) dan aku bermaksud hendak meninggalkannya, tiba-tiba terdengar suara memanggilku. Aku lihat ke kiri dan ke kanan, namun aku tidak melihat apa-apa Kemudian ke belakang tetapi tidak aku lihat sesuatupun Lalu aku tengadahkan kepalaku ke atas, tiba-tiba aku menangkap bayangan dari malaikat (Jibril) yang sedang duduk di kursi antara langit dan bumi. Malaikat itu sedang berdoa kepada Allah. Aku begitu takut dan segera meninggalkan gua Hira'. Karena itu aku buru-buru pulang dan segera menemui Khadijah dan mengatakan : "Dassiruni dassiruni" kemulkan aku, kemulkan aku, hai Khadijah dan tolong basahi tubuhku dengan air dingin". Khadijah memenuhi permintaanku. Ketika aku tertidur berkemul kain yang menutupi seluruh tubuh, turunlah ayat, "Hai orang yang berkemul (berselimut) , bangunlah lalu berilah peringatan... dan ... perbuatan dosa tinggalkanlah". Nabi Muhammad SAW sedang berkemul dengan selimut karena diliputi perasaan takut melihat rupa malaikat Jibril turunlah wahyu yang pertama kali, yang memerintahkan agar segera bangun dan memperingatkan umat yang masih sesat itu supaya mereka mengenal jalan yang benar.

Perkataan "qum" (bangunlah) menunjukkan bahwa seorang Rasul harus rajin, ulet dan tidak mengenal putus asa karena ejekan orang yang tidak senang menerima seruannya. Rasul tidak boleh malas dan berpangku tangan. Begitulah beliau semenjak turunnya ayat ini tidak pernah berhenti melakukan tugas dakwah. Hal itu dilakukan sepanjang hidup beliau dengan berbagai macam kegiatan yang berguna bagi kepentingan umat dan penyiaran agama Islam.

Adapun peringatan-peringatan yang disampaikan beliau kepada penduduk Mekah yang masih musyrik pada waktu itu, berupa peringatan betapa kerasnya siksaan Allah di Hari Kiamat kelak. Demi menyelamatkan diri dari azab tersebut hendaklah manusia mengenal Allah dan patuh mengikuti perintah Rasulullah SAW.

Syaikhain (Bukhari dan Muslim) mengetengahkan sebuah hadis melalui Jabir r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, "Aku telah menyepi di dalam gua Hira selama satu bulan. Setelah aku merasa cukup tinggal di dalamnya selama itu, aku turun dan beristirahat di suatu lembah. Tiba-tiba ada suara yang memanggilku, akan tetapi aku tiada melihat seseorang pun. Lalu aku mengangkat muka ke langit, tiba-tiba aku melihat malaikat yang mendatangiku di gua Hira menampakkan dirinya. Lalu aku kembali ke rumah dan langsung mengatakan, 'Selimuti aku!' Maka Allah menurunkan firman-Nya, 'Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!'" (Q.S. Al Muddatstsir, 1-2)

Imam Thabrani mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang lemah melalui Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Walid bin Mughirah mengundang orang-orang Quraisy untuk makan bersama di rumahnya. Setelah mereka selesai makan, Walid berkata, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang lelaki itu (yakni Muhammad)?" Sebagian di antara mereka ada yang mengatakan, "Dia adalah tukang sihir." Sebagian lainnya mengatakan, "Dia bukan tukang sihir." Sebagian lagi di antara mereka ada yang mengatakan, "Dia adalah tukang tenung." Sebagian yang lain lagi mengatakan, "Dia bukan tukang tenung." Sebagian di antara mereka ada pula yang mengatakan, "Dia adalah penyair." Sebagian yang lainnya lagi mengatakan, "Dia bukan penyair." Sebagian yang lainnya lagi ada yang mengatakan, "Alquran yang dikatakannya itu adalah sihir yang ia pelajari sebelumnya." Akhirnya berita tersebut sampai kepada Nabi saw. maka Nabi saw. menjadi sedih karenanya, lalu ia menyelimuti seluruh tubuhnya. Pada saat itulah Allah menurunkan firman-Nya, "Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!" (Q.S. Al Muddatstsir, 1-2) sampai dengan firman-Nya, "Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah!." (Q.S. Al Muddatstsir, 7)

Sesungguhnya kamu di siang hari berenang yang panjang di tengah tengah manusia (QS. Al Muzzammil 7)

Nabi berdakwah tak boleh berhenti diibaratkan orang berenang jika berhenti akan tenggelam. Orang yang berjalan masih bisa berhenti dan istirahat tetapi orang yang berenang tidak bisa berhenti kalau berhenti akan tenggelam. Sabhan Thowila (berenang yang panjang). Tidak ada kata berhenti dalam dakwah kalau berhenti maka kita akan tenggelam dalam lautan maksiat.   

Salama 23 tahun terus berdakwah, fikir umat, maka menjelang kematian Rasululloh SAW ditangisi oleh puterinya Fathimah rha, tetapi Rasululloh SAW bersabda : Anakku tak usah menangis.

La Rokuba ba’dal yaum (Sejak hari ini tak ada lagi kesusahan bagi ayahmu). Senang selama-lamanya.

Jadi dari ia la Roihata ba’dal yaum sampai ia Rokuba ba’dal yaum Rasulluloh 23 tahun habiskan waktu untuk ummat dengan segala penderitaan didalam dakwah. Selama 23 tahu inilah fase dakwah Rasululloh SAW dan diakhir hayatnya yang mendapat kesenangan selama-lamanya.

Pernahkah kita mengatakan hal ini kepada istri kita : “La Roihata ba’dal Yaum”, adinda tersayang mulai hari ini tidak ada lagi istirahat dalam dakwah. Ummat sekarang dalam keadaan jauh dari Allah dan Rasulnya. Semua kehidupan ini akan abang gunakan untuk agama. Kalau kita sudah katakan ini kepada istri tercinta dan direalisasikan dengan baik maka menjelang kematian kita akan tersenyum dan berkata : “La Rokuba ba’dal yaum” adinda tersayang mulai hari ini tidak ada lagi kesusahan. Senang selama-lamanya.

Nabi diantar untuk seluruh manusia, Wama arsalna illa kaaffata linnas,  sedangkan Allah adalah Robbinas/ tuhan bagi seluruh manusia, dan Al Qur’an adalah Hudallinnas/ petunjuk bagi seluruh manusia.

Tetapi dalam sejarah Nubuwwah Nabi SAW hanya berumur 63 tahun, dan Nabi SAW hanya 2 kali tinggalkan tempat tinggalnya yaitu ketika ke Thaif dan ketika ke Tabuk, bagaimana agama sampai kepada manusia ?? Apakah angin yang membawah ?? Atau burung??

Tentu tidak !! agama oleh sahabat keseluruh alam itulah sebabnya Allah SWT berfirman tentang Ummat ini : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran 110)

Sebagaimana seorang ayah yang inginkan anaknya menjadi pedagang , setiap hari ia akan bawa anaknya ke toko agar paham bagaiman cara dagang.

Begitu juga Rasulluloh SAW telah siapkan sahabat menjadi Da’i sebagaimana Nabi Nabi , mereka dibawa dalam suasana Dakwah.

Sehingga di haji Wada Nabi saw telah bawa 124.000 sahabat R.hum dihadapan Allah SWT di Rumah NYA didepan Ka’bah seolah ingin tunjukan kepada Allah SWT :

“Ya Allah Inilah Ummatku aku bawakan kepada engkau untuk meneruskan kerjaku.”

Nabi saw sabdakan : “Fal yuballigh syahidu minkumul ghoib.”

Hendaklah yang hadir sampaikan kepada yang tak hadir.

Sejak hari itu sahabat pergi kemana dia mengarah.

Yang di barat terus berjalan kebarat, yang di timur pergi ke timur mereka tak lagi fikir pulang dulu kerumah , mereka membawah fikir Rasululloh SAW.

Sehinggah makam mereka bertebaran di seluruh alam, dan bila kita ke haji hanya ada 10.000 Orang yang dimakamkan di Madinah, yang lainnya jauh dari tempat mereka 36.000 ada di Yordan , Amru bin Naqsya ada di Shakarpur Sind Pakistan. 114.000 lagi bertebaran keseluruh alam.

Sampai sampai di Barus Sumut ada  makam sahabat bertuliskan 38 Hijriyah.

Syech Abdul Wahab katakan :

Dahulu orang islam fikir bagaimana bisa pergi ke Amerika untuk ambil duit orang Amerika, kerja disana dan bangun rumah di negeri sendiri.

Tetapi sekarang kita korbankan uang kita yang kita cari di negeri sendiri untuk datang ke negeri Amerika dan berdakwa kepada mereka agar hidayah datang dan mereka selamat dari adzab Allah SWT.

210.000 orang jamaah haji per tahun diberangkatkan dari Indonesia. Kalau 1 jamaah 10 orang maka 21.000 ribu jamaah negeri jauh untuk buat dakwah. Indonesia sebenarnya punya potensi besar dalam dakwah. Kalaulah 21.000 jamaah bisa dihantar negeri jauh maka diseluruh pelosok dunia akan ada jamaah Indonesia. Jumlah negara yang resmi tercatat 195 negara. Untuk mempermudah dengan yang tidak dicatat kita katakanlah 210 negara. 21.000 jamaah yang dihantar berarti 100 jamaah Indonesia akan dihantar untuk setiap negara. Satu negara akan ada 100 jamaah Indonesia.

Dibandara-bandara penerbangan diseluruh dunia akan menjadi putih karena jubah yang mereka kenakan. Akan menjadi hitam karena jamaah masturoh yang dihantar keseluruh dunia.

Kapan ini akan terwujud?

Kalau setiap kita yang merasa ada tanggung jawab usaha dakwah keluar dijalan Allah.

Kalau belum bisa Taskiel orang lain. Minimal kita bisa taskiel diri sendiri. Insya Allah

Terkadang untuk berdoa pun kita takut supaya berangkat 4 bulan.

Takut di Aminkan Malaikat.

Takut dikabulkan Allah SWT.

Agama akan wujud dalam kehidupan manusia kalau kita mau sama-sama berkorban untuk agama.

Rasulullah saw berwasiat kepada para sahabat, " Wahai sahabatku, apabila saat ini kalian mengurangi waktu kalian untuk agama Allah sepersepuluh saja, niscaya nushratullah (pertolongan Allah) tidak akan turun, kalian harus mengamalkan agama secara keseluruhan, Tetapi ummatku pada akhir zaman nanti, jika mereka rela meluangkan waktunya sepersepuluh saja untuk agama Allah, maka nusratullah akan segera turun."(HR.Tirmizdi)